Senin, 12 Mei 2008

Tips Puasa

Kiat Menghindari Bau Mulut Saat PuasaRata Penuh

Masalah bau mulut (halitosis) saat berpuasa memang kerap menimbulkan ketidaknyaman dalam mulut. Namun bau mulut hampir terjadi pada semua orang yang menjalankan ibadah puasa. Tak heran bila kondisi ini kerap kali menjadi masalah tersendiri dan membuat seseorang minder dalam bergaul.

Sebenarnya soal bau mulut ini tak perlu dihindari dan lumrah terjadi apalagi dalam berpuasa. Munculnya bau mulut saat kita berpuasa karena kurangnya cairan di dalam mulut dan saluran pencernaan yang kosong sehingga menimbulkan bau tak sedap tersebut.

Ada beberapa penyebab yang perlu diketahui dalam masalah bau mulut ini. Bau mulut yang disebabkan penyakit tertentu, seperti gangguan pencernaan, terutama pada lambung. Penyakit pada saluran pernapasan, seperti radang tonsil dan sinus juga dapat mengakibatkan bau mulut termasuk bau mulut yang disebabkan gigi berlubang, infeksi pada gusi, dan karang gigi.'

Penyebab yang paling umum terjadi adalah karena tertinggalnya sisa-sisa makanan yang tak dibersihkan di dalam mulut. Sisa-sisa makanan yang masuk di lubang dan sela-sela gigi akhirnya membusuk dan mengeluarkan bau yang tak sedap. Jenis makanan yang berbau tajam pun bisa mengeluarkan bau mulut, seperti bawang, petai, atau jengkol. Pada saat berpuasa kondisi mulut cukup kering. Air liur yang diproduksi pun berkurang. Inilah yang memperkuat terjadinya bau tersebut karena mulut tak terbasuh air liur, tak seperti hari-hari biasanya.

Untuk menghilangkan bau mulut disarankan untuk segera mengatasi penyebabnya. Apabila penyebab bau mulut bukan karena penyakit pernapasan atau pencernaan, maka upaya mengatasinya bisa dilakukan dengan kebersihan dan kesehatan lingkungan gigi dan mulut. Tak kalah penting adalah perawatan kebersihan gigi dan mulut harian. Biasanya, menyikat gigi dilakukan sehari minimal dua kali. Ini dilakukan sesudah makan agar gigi terbebas dari sisa-sisa makanan.

Jika urusan menyikat gigi belum memuaskan Anda, sempurnakan dengan obat kumur, seperti Listerine untuk rasa bersih dan segar di mulut. Mudah kan?


Berdamai dengan Sakit Maag Selama Puasa

Bulan puasa Ramadhan yang begitu dimuliakan oleh kaum muslim seluruh dunia telah tiba. Kita tentu menyambutnya dengan suka cita. Hanya, ada masalah yang sedikit mengganjal terkait lambung yang suka berulah. Ya, bagi mereka yang menderita sakit maag harus lebih pintar menyiasati agar sakit lambung ini tak datang saat menjalankan ibadah puasa.

Sakit maag merupakan gangguan pada lambung yang disebabkan oleh tidak terkontrolnya produksi asam lambung. Gejala yang timbul adalahlambung terasa perih jika terlambat makan, perut terasa kembung, sering bersendawa, mual, dan kadang-kadang juga diikuti muntah.

Seringkali asam lambung memang naik sampai ke mulut sehingga mulut terasa asam, namun tidak selalu demikian. Pada penderita sakit maag yang parah, bahkan dapat menyebabkan pingsan. Jika sakit maag tidak segera diatasi, akan timbul gangguan kesehatan lain yang lebih parah, antara lain lambung menjadi luka yang disebut tukak lambung. Semua gejala ini timbul akibat keseimbangan asam lambung yang terganggu.
Apa saja yang dapat menyebabkan keseimbangan asam lambung terganggu? Selain pola makan yang tidak teratur, stres juga memicu munculnya sakit maag. Saat stres terjadi perubahan hormonal sedemikian rupa di dalam tubuh kita yang selanjutnya akan merangsang sel-sel di dalam lambung memproduksi asam dalam jumlah berlebihan.
Asam yang berlebihan ini menyebabkan lambung terasa nyeri, perih dan kembung, yang lama kelamaan dapat membuat luka pada dinding lambung. Saat stres hilang, biasanya keluhan sakit lambung akan mereda.

Hal lain yang dapat menyebabkan sakit maag adalah makan tidak teratur. Sebagaimana kita ketahui lambung memang memproduksi asam, yang disebut asam lambung, yang sangat diperlukan untuk membantu pencernaan. Tanpa asam lambung, makanan yang kita makan tidak dapat tercerna dengan baik, sehingga zat-zat gizi tidak dapat diserap secara optimal oleh tubuh. Jadi asam lambung dalam jumlah seimbang memang diperlukan tubuh, tetapi jika berlebihan akan menimbulkan penyakit.
Produksi asam lambung biasanya meningkat pada saat tubuh memerlukannya, yaitu ketika kita makan. Sebaliknya pada saat kita tidak memerlukannya produksi asam lambung akan menurun kembali.

Tubuh dapat merekam kebiasaan-kebiasaan kita yang membentuk suatu pola tertentu yang disebut bioritme. Tubuh akan mempersiapkan diri sesuai dengan bioritme kita. Ini sebabnya tubuh dapat mengingat kapan waktunya kita biasa makan dan bahkan berapa banyak. Pada saat itulah lambung mempersiapkan diri dengan memproduksi asam lambung yang kurang lebih sesuai jumlahnya, agar ketika makanan masuk, lambung dapat mencerna makanan dengan baik.

Nah, jika pola makan kita tidak teratur, tubuh menjadi "bingung", kapan saat yang tepat memproduksi asam lambung dan berapa banyak yang harus diproduksi. Akibatnya produksi asam lambung tidak seimbang, dan timbullah sakit maag.
Banyak penderita sakit maag yang mengaku sakit lambung merka 'sembuh' saat berpuasa. Bisa jadi, karena saat berpuasa kita justru lebih teratur dalam hal pola makan. Buka dan sahur dengan jam tertentu, sehingga tubuh dapat mengingat kebiasaan-kebiasaan baru ini.

Bagaimana jika sakit lambung yang amat sangat saat berpuasa? Sebaiknya tidak memaksakan diri, segera minum obat maag untuk meredakan nyeri lambung tersebut. Jika Anda berpuasa, obat maag tetap dapat diminum 3 kali sehari, yaitu 1 jam sebelum makan sahur, 1 jam setelah makan malam, dan ketika hendak tidur malam.
Selamat berpuasa!

Tidak ada komentar: